Lanjut ke konten

Mengapa Do’a Tak diijabah

Juni 26, 2011

Mengapa Do’a Tak diijabah
Pada suatu hari Sayidina Ali
Karamallaahu Wajhah,
berkhutbah di hadapan kaum
Muslimin. Ketika beliau
hendak mengakhiri
khutbahnya, tiba-tiba
berdirilah seseorang
ditengah-tengah jamaah
sambil berkata, Ya Amirul
Muminin, mengapa doa kami
tidak diijabah? Padahal Allah
berfirman dalam Al Quran,
Uduuni astajiblakum
(berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Ku
perkenankan bagimu).
Sayidina Ali menjawab,
Sesungguhnya hatimu telah
berkhianat kepada Allah
dengan delapan hal, yaitu :
1. Engkau beriman kepada
Allah, mengetahui Allah,
tetapi tidak melaksanakan
kewajibanmu kepada-Nya.
Maka, tidak ada mamfaatnya
keimananmu itu.
2. Engkau mengatakan
beriman kepada Rasul-Nya,
tetapi engkau menentang
sunnahnya dan mematikan
syari
atnya. Maka, apalagi buah
dari keimananmu itu?
3. Engkau membaca Al Quran
yang diturunkan melalui
Rasul-Nya, tetapi tidak kau
amalkan.
4. Engkau berkata, Samina
wa aththana (Kami
mendengar dan kami patuh),
tetapi kau tentang ayat-
ayatnya.
5. Engkau menginginkan
syurga, tetapi setiap waktu
melakukan hal-hal yang
dapat menjauhkanmu dari
syurga. Maka, mana bukti
keinginanmu itu?
6. Setiap saat sengkau
merasakan kenikmatan yang
diberikan oleh Allah, tetapi
tetap engkau tidak bersyukur
kepada-Nya.
7. Allah memerintahkanmu
agar memusuhi syetan seraya
berkata, Sesungguhnya
syetan itu adalah musuh
bagimu, maka anggaplah ia
musuh bagi(mu) karena
sesungguhnya syetan-syetan
itu hanya mengajak golongan
supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang nyala-
nyala (QS. Al Faathir [35] : 6).
Tetapi kau musuhi syetan dan
bersahabat dengannya.
8. Engkau jadikan cacat atau
kejelekkan orang lain di
depan mata, tetapi kau
sendiri orang yang
sebenarnya lebih berhak
dicela daripada dia.
Nah, bagaimana mungkin
doamu diterima, padahal
engkau telah menutup
seluruh pintu dan jalan doa
tersebut. Bertaqwalah
kepada Allah, shalihkan
amalmu, bersihkan batinmu,
dan lakukan amar maruf nahi
munkar. Nanti Allah akan
mengijabah doamu itu.
Dalam riwayat lain, ada
seorang laki-laki dating
kepada Imam Jafar Ash
Shiddiq, lalu berkata, Ada
dua ayat dalam Al Quran
yang aku paham apa
maksudmu?
Bagaimana dua bunyi ayat
itu? Tanya Imam Jafar. Yang
pertama berbunyi Uduuni
astajib lakum (Berdoalah
kepada-Ku niscaya akan Ku
perkenankan bagimu), (QS.
Al Mumin [40] : 60). Lalu aku
berdoa dan aku tidak melihat
do
aku diijabah, ujarnya.
“Apakah engkau berpikir
bahwa Allah akan melanggar
janji-Nya?” tanya Imam Ja’far.
“Tidak,” jawab orang itu.
“Lalu ayat yang kedua apa?”
Tanya Imam Ja’far lagi.
“Ayat yang kedua berbunyi
“Wamaa anfaqtum min syai
in fahuwa yukhlifuhuu,
wahuwa khairun
raaziqin” (Dan barang apa
saja yang kamu nafkahkan,
maka Allah akan
menggantinya dan Dialah
pemberi rizki yang sebaik-
baiknya), (QS. Saba [34] : 39).
Aku telah berinfak tetapi aku
tidak melihat penggantinya,”
ujarnya.
“Apakah kamu berpikir Allah
melanggar janji-Nya?” tanya
Imam Ja’far lagi.
“Tidak,” jawabnya.
“Lalu mengapa?” Tanya
imam Ja’far.
“Aku tidak tahu,” jawabnya.
Imam Ja’far kemudian
menjelaskan, “Akan
kukabarkan kepadamu, Insya
Allah seandainya engkau
menaati Allah atas apa yang
diperintahkan-Nya
kepadamu, kemudian engkau
berdo’a kepada-Nya, maka
Allah akan mengijabah
do’amu. Adapun engkau
berinfak tidak melihat
hasilnya, kalau engkau
mencari harta yang halal,
kemudian engkau infakkan
harta itu di jalan yang benar,
maka tidaklah infak satu
dirham pun, niscaya Allah
menggantinya dengan yang
lebih banyak. Kalau engkau
berdo’a kepada Allah, maka
berdo’alah kepada-Nya
dengan Jihad Do’a. Tentu
Alah akan menjawab do’amu
walaupun engkau orang yang
berdosa.”
“Apa yang dimaksud Jihad
Do’a?” sela orang itu.
Apabila engkau melakukan
yang fardhu maka
agungkanlah Allah dan
limpahkanlah Dia atas segala
apa yang telah ditentukan-
Nya bagimu. Kemudian,
bacalah shalawat kepada
Nabi SAW dan bersungguh-
sungguh dalam membacanya.
Sampaikan pula salam
kepada imammu yang
memberi petunjuk. Setelah
engkau membaca shalawat
kepada Nabi, kenanglah
nikmat Allah yang telah
dicurahkan-Nya kepadamu.
Lalu bersyukurlah kepada-
Nya atas segala nikmat yang
telah engkau peroleh.
Kemudian engkau ingat-ingat
sekarang dosa-dosamu satu
demi satu kalau bisa. Akuilah
dosa itu dihadapan Allah.
Akuilah apa yang engkau
ingat dan minta ampun
kepada-Nya atas dosa-dosa
yang tak kau ingat.
Bertaubatlah kepada Allah
dari seluruh maksiat yang
kau perbuat dan niatkan
bahwa engkau tidak akan
kembali melakukannya.
Beristighfarlah dengan
seluruh penyesalan dengan
penuh keikhlasan serta rasa
takut tetapi juga dipenuhi
harapan.
Kemudian bacalah, “Ya
Allah, aku memnita maaf
kepada-Mu atas seluruh
dosaku. Aku meminta ampun
dan taubat kepada-Mu.
Bantulah aku untuk mentaati-
Mu dan bimbinglah aku untuk
melakukan apa yang Engkau
wajibkan kepadaku segala
hal yang engkau rdhai.
Karena aku tidak melihat
seseorang bisa menaklukkan
kekuatan kepada-Mu, kecuali
dengan kenikmatan yang
Engkau berikan. Setelah itu,
ucapkanlah hajatmu. Aku
berharap Allah tidak akan
menyiakan do’amu,” papar
Imam Ja’far.***

Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar